Iklan Chitika All kolom

Rabu, 27 November 2019

Hidup dengan Satu Mata: 3 Hal yang Saya Pelajari



    Banyak orang tidak menyadari betapa besarnya karunia yang mereka miliki. Semua terlalu sibuk memandang ke atas, mengharap yang lebih, hingga melupakan apa yang telah dimiliki. Saya malu mengatakan ini, tapi saya juga termasuk ke dalam golongan ini. Setidaknya hingga suatu kejadian mengubah cara pandang saya untuk selamanya.

    3 Hari sudah mata kanan saya terluka. Jika ditanya kenapa, saya juga tidak tau alasannya. Mungkin karena kebiasaan yang salah, atau memang sudah takdirnya, tapi saat saya terbangun suatu hari, mata kanan saya telah membengkak hingga hari ini. Saya masih bisa melihat, saya juga masih bisa berkedip. Tapi tiap kali berkedip mata saya rasanya begitu sakit sampai-sampai ia berair, seakan tergores benda tajam searah katupan kelopak mata. Dan setiap kali melakukan sujud, darah mengalir deras ke kepala dan mata kanan saya begitu panas hingga saya menduga ia akan meledak dan membanjiri sajadah dengan darah. 

     Karena ingin meminimalisir rasa sakit ini, saya memutuskan untuk tidak membuka mata kanan sepanjang hari, kecuali di 5 waktu shalat (Karena berkah shalat ada di sana). Dan inilah 3 hal yang saya pelajari.

       1. Tubuh Bagian Kanan Saya Terasa Asing 


    Jika biasanya saya bisa memutar-mutar pulpen dengan tangan kanan misalnya, setelah beberapa jam menutup mata kanan, saya tak bisa lagi menggerakan tangan kanan saya selihai itu. Tentu saja, saya masih bisa menggunakan tangan kanan saya untuk aktifitas sehari-hari, tapi ada perbedaan yang sangat jelas untuk aktivitas-aktivitas yang memerlukan kelihaian tangan, bahkan untuk hal sederhana seperti memutar pulpen dan menggambar. 

    Selain itu, tiap saya menggerakkan jari-jari tangan kanan saya, untuk berdzikir misalnya, saya merasa seakan bukan sayalah yang menggerakannya. Agak sulit dijelaskan, tapi rasanya seperti memprediksi tangan orang lain bergerak-gerak menghitung dzikir sesuai gambaran di otak kita, lalu melihat prediksi itu benar-benar terjadi di saat yang sama. Rasanya aneh, tapi sangat membuat saya penasaran.

    Untungnya, Tidak ada kejanggalan pada tubuh bagian kiri saya. Setidaknya, belum ada yang saya temukan hingga saat ini. Mungkin semua ini menandakan bahwa jika informasi visual yang diperoleh otak kanan dan otak kiri kita berbeda, otak yang ketinggalan informasi juga akan "ketinggalan" reaksi. 

Dan ini berhubungan erat dengan hal kedua yang saya sadari:

      2.  Reaksi Saya Melambat


    Jika seseorang memanggil nama saya, saya sering mengalami jet-lag sebelum saya sadar bahwa nama saya dipanggil. Hal serupa juga saya alami saat berpikir. Rasanya kecepatan berpikir saya lebih lamban dari biasa. Sampai-sampai saya hampir menabrak orang saat berjalan beberapa kali dalam sehari. Saya kesulitan menentukan jarak antara dia dan saya. Dan saat saya sadar, jarak kami sudah terlalu dekat hingga hampir bertabrakan. 
  
    Mungkin inilah maksud diperlukan 2 mata untuk melihat "depth" atau "kedalaman" dari ruang dan dunia di sekitar kita. Sejauh yang saya lihat sendiri, setelah beberapa jam hanya melihat dengan 1 mata, saya memang kesulitan untuk menentukan pergerakan objek-objek di sekitar saya dan saya sendiri saat saya berjalan. 

     3. Area dan Fokus Pandang Saya Berkurang, Lebih dari 50%!


    Bagaimana mungkin sesuatu dibagi 2 hasilnya tidak tepat 50%? Saya juga tidak tau, tapi memang begitulah adanya dalam kasus ini. Mungkin kasus ini saja yang spesial, atau memang beginilah kenyataannya. 

    Saya pikir juga awalnya area pandang saya hanya akan berkurang setengah dari biasanya, yaitu sisi kanan saja. Tapi kenyataannya, area atas dan bawah penglihatan saya juga terlihat lebih sempit dari biasa. Mungkin hal ini dikarenakan mata kita tidak pernah benar-benar "diam". Keduanya bergerak-gerak dalam gerakan yang sangat kecil dan tidak kita sadari untuk menyerap informasi visual dari segala arah. Jadi saat sebelah mata saya ditutup, informasi visual di atas dan bawah yang hanya bisa diserap olehnya kini tidak lagi terdeteksi di penglihatan saya.

    Untuk fokus pandang, perbedaan terbesar adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memfokuskan pandangan. Jauh ke dekat, dekat ke jauh, setelah dicoba berulang-ulang dan mendapati hasil yang sama, saya yakin bahwa ini bukan hanya perasaan saya. Kekuatan kita untuk memfokuskan pandangan terhadap sesuatu berkurang drastis jika kita hanya melihat dengan satu mata. 

Jadi, apa kesimpulannya?


     Ada banyak hal yang tidak kita ketahui tentang diri kita sendiri. Ada banyak rahasia tersembunyi yang selama ini bahkan tidak kita sadari dan syukuri. Salah satu contohnya adalah hal yang saya alami, yang jika diperhatikan, ternyata mengandung 3 hal yang bisa kita sama-sama pelajari. 

     Tentu saja, semua ini saya simpulkan berdasarkan pengalaman pribadi. Perlu penelitian dan percobaan tersendiri untuk membuktikan kebenarannya untuk khalayak umum. 

     Tapi saya rasa, jika kita mendekati setiap kejadian yang terjadi dalam hidup ini dengan rasa penasaran dan berusaha mengambil pelajaran darinya, kita akan menemukan banyak hal menakjubkan yang bisa mengubah hidup kita selamanya. 

    Bagaimana menurut Anda? Apa pelajaran yang Anda dapat dari hidup baru-baru ini? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar