Iklan Chitika All kolom

Minggu, 26 Maret 2017

Cara Allah Menyiapkan Rasulullah & Bagaimana Beliau Merubah Dunia


   Sejak dulu, Bangsa Arab dikenal dengan kafilah dan para pedagangnya. Yang rela mengarungi padang pasir dan lautan ke seluruh dunia.
Hal ini dapat diketahui melalui sejarah dan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. : "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina". Hadits ini menggambarkan eratnya persahabatan bangsa Arab dan Cina saat itu. Yang hanya bisa dijalin melalui hubungan dagang.
   Begitu pula Nabi Muhammad SAW.. Sebelum diangkat menjadi nabi dan rasul, beliau bekerja sebagai pedagang. Ia menjadi pedagang selama 32 tahun. Yakni sejak usia 8 - 40 tahun. Dan dikarenakan kejujuran, kemuliaan, serta akhlaknya yang terpuji, beliau dijuluki sebagai 'Al-Amin' (Orang yang dapat dipercaya).


     Bandingkan hal ini dengan lamanya beliau berdakwah. Beliau diangkat menjadi nabi dan rasul di usia 40. Dan hanya bisa berdakwah selama 23 tahun lamanya (usia 40 - 63 tahun).  Tetapi dengan waktu yang singkat itu, beliau mampu merubah dunia! Baik dari segi ekonomis, hukum, sosial, ilmu pengetahuan, terlebih agama.
    Apakah ini sebuah pertanda? Bahwa kita perlu berdagang, berwirausaha, dan menguasai perekonomian untuk membawa perubahan di dunia? Kenapa beliau harus menjadi kafilah selama itu sebelum mengemban tugas mulianya sebagai Rasulullah? Sungguh, Allah Maha Mengetahui. Sangat tidak mungkin ada sesuatu yang sia-sia di alam semesta ini. Pasti ada alasan kenapa Allah mempersiapkan Rasulullah melalui berdagang.
   Sekarang, coba kamu ingat kembali. Sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Lalu bagaimana cara islam masuk? Dengan kekerasan? Tidak! Justru sebaliknya, agama ini masuk dengan jalur damai. Yaitu perdagangan. Mengingat sabda Rasulullah SAW. : "Sampaikan dariku, walau satu ayat". Maka kafilah-kafilah Arab tidak hanya pergi ke Nusantara hanya sebagai pedagang, tapi juga sebagai da'i yang hendak menyebarluaskan ajaran Islam. Mereka tidak hanya menjadikan pasar yang selalu ramai dengan kerumunan orang sebagai tempat berdagang dan mencari harta, Tapi juga sebagai tempat berdakwah.
   Indonesia kala itu terbelenggu oleh agama Hindu, yang membagi manusia ke dalam sistem kasta. Sehingga kedatangan Islam diterima dengan baik oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan Islam menyatakan bahwa seluruh manusia adalah sama, hanya ketakwaannya lah yang membedakan.
   Begitu besar pengaruh pedagang ini, sampai-sampai Islam tidak hanya masuk sebagai agama. Melainkan merasuk ke berbagai segi kehidupan! Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya peninggalan kerajaan-kerajaan Islam, pesantren, hukum, serta perubahan adat & budaya masyarakat.

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman, Bab Hifzhu Al-Lisan IV/221).

   Sebagai kaum yang mayoritas beragama Islam, sudah sepantasnya kita mengikuti sunnah Rasulullah. Beliau berdagang, bekerja, dan berwirausaha sejak usianya masih sangat kecil. Yang diikuti pula oleh para sahabat, tabiin dan tabiitnya. Lalu apa dampaknya? Mereka berhasil menguasai perekonomian! Yang dengannya mereka mampu merubah sebuah Negara yang terbelakang dan penuh dengan penderitaan system kasta, menjadi sebuah Negara dengan semangat persatuan dan nasionalisme yang tinggi! Dan sekaligus menjadikannya satu-satunya Negara di Asia Tenggara yang meraih kemerdekaannya sendiri! Indonesia.
   Jadi apa yang anda tunggu? Mulailah wujudkan mimpi anda! Dan mulailah SEKARANG!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar